SELAMAT DATANG DI BLOG TANPA PANDANG SAPA ENGKAU!!!!!!!

Selamat Datang Di Blog Tedi Setiadi
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Semester III/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

Para Bloger Yang Budiman,
Kunjungan anda merupakan salah satu realitas bahwa segala bentuk inforamasi dunia yang di-akses melalui internet benar-benar dahsyat.
Dengan alasan, bahwa anda dapat menemukan Blog saya tanpa harus ada konfirmasi terlabih dahulu.
Semoga posting-posting yang saya tampilkan dalam Blog ini bermanfaat bagi kita semuanya.
dan saya menantikan akan saran, kritikan serta komentar dari para pembaca semua.
Terima Kasih Atas Kunjungannya.

Rabu, 26 November 2008

MAKALAH ULUMUL HADITS

“KITAB-KITAB HADITS, SISTEM PENULISAN DAN DERAJATNYA”

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Ulumul Hadits yang dibimbing oleh Ibu. Mia. M, Ag.


Disusun oleh:

Tedi Setiadi

Nim. 207 201 786

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2008

KATA PENGANTAR

Asssalamu’alaikum wr. Wb

Puji serta syukur mari kita sama-sama panjatkan kehadirat ilahi rabbi yang telah memberikan kekuatan kepada kita untuk mengupas tuntas dari salah satu kebesarannya, yaitu ilmu pengetahuan. Dimana kita akan mempelajarinya dari sebahagian goresan-goresan kata yang penulis susun dalam makalah ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan hanya kepada pembimbing kehidupan kita yang telah menuntun semua umat manusia dari zaman kebodohan kepada jalan yang diterangi dengan berbagai aspek kebenaran, terutama rahasia-rahasia ilahi yang terkandung dalam unsur keilmuan.

Pembaca yang budiman, alhamdulillah merupakan salah satu kata yang semestinya penulis lantunkan, karena pada kesempatan kali ini, penulis dapat mengungkapkan sebagian dari realita hasil pembelajaran ke dalam bentuk makalah yang insya allah akan dipaparkan sejelas mungkin mengenai“kitab-kitab hadits, sistem penulisan dan derajatnya”

Tetapi meskipun seperti itu halnya, penulis masih merasa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam menyusun makalah ini. Maka dari itu, kiranya penulis mengharapkan kritikan, masukan, serta tambahan guna mengembangkan pembahasan yang terangkai dalam makalah ini. Semoga apa yang dipaparkan penulis didalamnya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.

Amien……

Wassalam

Bandung, 26-11-2008

Penulis

Ttd

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyusunan makalah ini terlaksana atas dasar realitas dari hasil study pada pembelajaran mata kuliah Ulumul Hadits yang dibimbing oleh Ibu. Mia. M, Ag. Dimana pada kesempatan ini penulis akan berusaha memaparkan pembahasan yang didalamnya terdapat asumsi-asumsi yang bersifat urgensi guna mengembangkan system pembelajaran yang efektif dan optimal.

Pada makalah ini banyak hal-hal yang dapat kita petik tentang pemberdayaan seuah kitab-kitab hadits yang digoreskan oleh sebagian para muhaditsin yang terpercaya akan keshahihannya. Adapun hal-hal yang akan menjadi target penyusunan makalah ini, kita dapat melihat dari serantaian rumusan masalah yang akan kita bahas yang berfungsi sebagai titik tolak pemahaman dalam pembahasan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk kitab-kitab hadits yang dipercayai dan dipedomani oleh ummat?

2. Bagaimana system penulisan hadits?

3. Bagaimana cara mengetahui derajat-derajat hadits?

4. Seperti apa biografi-biografi singkat tentang ulama muhaditsin?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai kitab-kitab hadits yang disusun oleh imam bukhari dan muslim.

2. Kita dapat memahami system penulisan hadits.

3. Kita dapat mengetahui tingkat/derajat-derajat suatu hadits.

4. Dan kita dapat mengenal sebagian biografi-biografi para muhaditsin.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kitab-kitab Shahihaini ( Kitab Imam Al-Bukhari dan Imam Al-Muslim)

Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim adalah dua orang ulama ahli hadits yang pertama kali menyusun kitab hadits yang hanya berisikan hadits-hadits shahih sesuai dengan syaratnya. Metode yang ditempuh dalam penyusunan kitab tersebut adalah dengan memilih periwayat-periwayat yang harus memenuhi persyaratan hadits shahih yaitu sanadnya bersambung sampai Rasulullah, dinukil dari periwayat yang takwa, kuat hafalannya, tidak mudah lupa, tidak ganjil (menyelisihi hadits shahih yang lebih kuat) dan tidak cacat.

Adapun Al-Imam Al-Bukhari dalam penyusunan kitabnya menentukan persyaratan lagi yang lebih ketat. Diantaranya periwayat-periwayat (rawi) haruslah sejaman dan mendengar langsung dari rawi yang diambil hadits darinya. Kelebihan kitab Shahih Al-Bukhari adalah terdapat pengambilan hukum fiqih, perawinya lebih terpercaya dan memuat beberapa hikmah dimana unsur-unsur ini tidak ada pada Shahih Muslim.

Jadi secara umum kitab Shahih Al-Bukhari lebih shahih dibanding kitab Shahih Muslim. Namun ada beberapa sanad dalam Shahih Muslim yang lebih kuat daripada sanad Shahih Al-Bukhari. Kiranya cukuplah kesepakatan umat (ulama) sesudah mereka akan keshahihan kedua kitab tersebut dan menilai keduanya kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’an sebagai keistimewaan tersendiri. Kecuali golongan SYI’AH yang tidak mengakui keberadaan keduanya.

Meskipun demikian Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim tidaklah memuat semua hadits shahih sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam Al-Bukhari. Beliau hanya memasukkan sekian ribu hadits karena khawatir kitabnya terlalu “besar” sehingga membosankan pembaca. Demikian juga Al-Imam Muslim, beliau menegaskan bahwa beliau hanya menyusun hadits-hadits yang disepakati keshahihannya.

Masih banyak hadits shahih yang tidak masuk ke dalam kedua kitab tersebut. Al-Imam Al-Bukhari mengatakan hadits-hadits shahih yang beliau tinggalkan lebih banyak karena beliau menghafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits lemah. Sementara kitab Shahih Al-Bukhari sendiri memuat 4000 hadits shahih tanpa pengulangan dan 7275 hadits shahih dengan pengulangan. Sedangkan kitab Shahih Muslim memuat 4000 hadits shahih tanpa pengulangan dan 12.000 hadits shahih dengan pengulangan.

Kita pun dapat melacak hadits-hadits shahih lainnya yang lolos dari saringan Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim pada kitab-kitab hadits yang terkenal seperti Shahih Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Hibban, Kitab-kitab sunan yang empat, Mustadrak Al-Hakim, Sunan Al-Baihaqi, Sunan Ad-Daruquthni, dan lainnya. Meskipun demikian, para ulama setelah mereka terus meneliti akan keshahihan kitab-kitab ini terutama kitam Mustadrak Al-Hakim dan Sunan At-Tirmidzi yang -menurut para Ulama- penulisnya kurang ketat dalam menilai hadits (gampang menilai shahih sebuah hadits).

B. System Penulisan Kitab Imam Al-Bukhari

Sebagai intelektual yang berdisiplin tinggi,Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalam disiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh.Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan ummat sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil (ulama yang ijtihadnya independen), tidak terikat pada mazhab tertentu, sehingga mempunyai otoritas tersendiri dalam berpendapat dalam hal hukum .

Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al-Jami'ash-Shahih, yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab ini. Suatu malam imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Rasulullah Nabi Muhammad SAW, seolah-olah Nabi Muhammad SAW berdiri dihadapannya.

Imam Bukhari lalu menanyakan makna mimpi itu kepada ahli mimpi.Jawabannya adalah beliau (Imam Bukhari) akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang disertakan orang dalam sejumlah hadits Rasulullah SAW. Mimpi inilah, antara lain yang mendorong saya untuk menulis kitab "Al-Jami `ash Shahih", tuturnya.

Dalam menyusun kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata. "Saya susun kitab Al-Jami `ash Shahih ini di Masjidil Haram, Mekkah dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah (shalat istikharah) dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih". Di Masjidil Haram-lah ia menyusun dasar pemikiran dan bab-babnya secara sistematis.

Setelah itu ia menulis mukaddimah dan pokok pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi di Madinah. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadis dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Proses penyusunan kitab ini dilakukan di dua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits haditsnya dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan bersungguh-sungguh ia meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian aka kesahihan hadits yang diriwayatkan. Ia juga selalu membandingkan hadits satu dengan yang lainnya, memilih dan menyaring, mana yang menurut pertimbangannya secara nalar paling sahih. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits. "Saya tidak memuat sebuah hadits pun dalam kitab ini kecuali hadits-hadits shahih", katanya suatu saat.

C. Derajat/kedudukan Hadits Shahihaini (Imam Bukhari dan Muslim)

Al Imam Al Hafidz Syaikhul Islam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf Asy-Syafi'I ( Imam Nawawi ) rahimahullahu ta'ala berkata tentang kedudukan kitab Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim : "Para ulama rahimahullahu ta'ala telah bersepakat bahwa kitab yang paling shahih stelah Al-Qur'an adalah kitab Sahih Al Bukhari dan sahih Muslim. Kedua kitab itu telah terbukti diterima dengan lapang dada dan tangan terbuka oleh ummat Islam"

Dan juga beliau rahimahullahu ta'ala juga berkata :

"Karya hadits yang dianggap paling sahih, bahkan dianggap memiliki otoritas mutlak dalam dunia ilmu pengetahuan Islam adalah dua kitab Ash-shahih yang telah disusun oleh dua imam besar yakni Abu `Adillah Muhammad bin Isma'il Al Bukhari dan abul Husain Muslim bin Al Hajjaj Al Qusyairi radliallahu'anhumma.Tidak ada karya hadits yang mampu menyaingi kedua kitab induk ini."

Asy-Syaikh Abu `Amr bin Ash-Shalah rahimahullahu ta'ala ( yang dikenal juga dengan Imam Ibnu Shalah) berkata :

"Semua hadits yang oleh Muslim rahimahullah ta'ala telah dianggap sebagai hadits shahih di dalam kitab ini, maka derajat keshahihannya bisa dikatakan pasti dan bisa dipertanggung jawabkan secara teoritis (ilmiah).Begitu juga dengan hadits-hadits yang oleh Al Bukhari telah ditetapkan sebagai hadits shahih di dalam kitab Ash-Shahihnya. Hal ini karena ummat telah menerima kualitas shahih kedua kitab tersebut secara ijma'.”

Dari penjelasan para Imam Hadits di atas maka dapat diringkas bahwa :

1. Kesahihan hadits-hadits dalam kitab Shahih Al Bukhari dan Sahih Muslim adalah pasti.

2. Penerimaan keshahihan hadits-hadits pada ke dua kitab tersebut sudah menjadi ijma' ulama dan ummat muslimin.

http://ghuroba.blogsome.com/2007/11/26/shahih-bukhari-dan-shahih-muslim-kitab-hadits-paling-shahih/

http://antosalafy.wordpress.com/2008/04/22/shahih-bukhari-dan-shahih-muslim-kitab-hadits-paling-shahih/

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Memang susah jadi manusia saat ini. Karena sekarang ini katanya zaman edan, kalo nggak ikut edan nggak keduman. Makanya banyak anggota dewan yang makan dana siluman. Bahkan ketika ada anggota dewan yang terkenal ‘putih’ diingatkan agar jangan ikut-ikutan, tapi katanya dana itu sayang jika tidak dimanfaatkan, untuk modal bergerak dalam perjuangan. Maka sudah dike manakankah sosok iman, yang seharusnya Qur’an dan Sunnah jadi pedoman, yang bukan hanya semangat dan indah saat diucapkan, dalam kajian – kajian rutin pekanan.