SELAMAT DATANG DI BLOG TANPA PANDANG SAPA ENGKAU!!!!!!!

Selamat Datang Di Blog Tedi Setiadi
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Semester III/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

Para Bloger Yang Budiman,
Kunjungan anda merupakan salah satu realitas bahwa segala bentuk inforamasi dunia yang di-akses melalui internet benar-benar dahsyat.
Dengan alasan, bahwa anda dapat menemukan Blog saya tanpa harus ada konfirmasi terlabih dahulu.
Semoga posting-posting yang saya tampilkan dalam Blog ini bermanfaat bagi kita semuanya.
dan saya menantikan akan saran, kritikan serta komentar dari para pembaca semua.
Terima Kasih Atas Kunjungannya.

Rabu, 26 November 2008

TKI DAN TKW SALAH SATU CARA UNTUK MELIHAT PERKEMBANGAN INDONESIA

ADA APA DENGAN DENGAN NEGERIKU???

Indonesia merupakan negara yang terlalu banyak dengan konsep yang selama ini jarang sekali memperlihatkan realitas akan sistem yang diterapkan dalam berbagai aspek. Padahal, sumber daya manusianya banyak ditemukan orang-orang yang berpotensi baik dari hal pendidikan, ekonomi, sosial, dsb. Tapi mengapa Indonesia selalu dipandang terbelakang??? Selalu di klaim lemah??? dan selalu dikatakan negara yang penuh dengan kemiskinan??? Salah satu untuk meninjau bahwa Indonesia sulit untuk berkembang dibanding negara-negara lain adalah masih terdapatnya sumber daya manusia indonesia yang bergantung pada keadaan ekonomi negara lain. Karena mereka menganggap bahwa negara yang mereka duduki untuk mencari mata pencaharian lebih memuaskan daripada di indonesia. Apa pernah kita bertanya, kenapa mereka lebih memilih bekerja di negara lain daripada di negaranya sendiri??? Dan sekarang tidak dapat kita sangkal pula, keberadaan TKW dan TKI menunjukan ketidakmampuan Indonesia untuk memakmurkan bangsanya. Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai warga negaranya???

Disini kita dapat melihat sejarah negara yang berawal dari kehancuran, seperti jepang. Negara yang pada saat sekarang digandrungi dengan kemajuan-kemajuan yang pada awalnya negara jepang sangat berantakan sesudahnya hiroshima dan nagashaki di bom oleh amerika. Pada peristiwa itu, pemimpin jepang menanyakan "berapa guru yang tersisa dinegeri ini??? ujarnya terus menerus bertanya akan keberadaan guru". Dalam artian, kata-kata itu memiliki makna bahwa pusat kemajuan negara berada pada titik pendidikan yang dapat menghasilkan manusia-manusia berpotensi untuk membangun kembali negara yang telah bobrok yang berpusat pada seorang guru. Yang pada akhirnya pun negara jepang dapat berdiri kembali dengan kemampuan-kemampuan SDM (sumbar daya manusia) yang sangat dahsyat terutama dengan keahlian industri-industrinya. Bahkan, rakyat-rakyat indonesia banyak yang bekerja disana, dan banyak lagi yang bekerja di negara-negara selain jepang, seperti: Malaysia, Arab Saudi, dll. Apakah kita pernah bertanya, kenapa mereka tidak kerja di Indosia saja??? Padahal sekarang banyak tragedi-tragedi TKI dan TKW yang bekerja di negara lain diperlakukan dengan sewenang-wenang, dilecehkan, diperlakukan dengan kekerasan, dsb.
Terus apa yang negara lakukan untuk bangsanya yang tertimpa peristiwa seperti itu???
Apakah ada bukti dari penerapan UUD'45 bahwa negara akan melindungi segenap bangsa???

Yang harus kita lakukan untuk Indonesia adalah bagaimana agar reputasi negara menjadi baik dan maju.Yang paling awal harus diperhatikan adalah Pendidikan.

Apakah indonesia tak pernah berniat untuk maju???
Apa realisasi Indoesia mengenai kemerdekaan RI???
Apa hanya dengan 17 Agustusan saja???

Bagi para pembaca yang mempunyai solusi tentang bagaimana Indonesia dapat memiliki reputasi baik dipandangan negara lain, saya tunggu gagasan-gagasan anda semua di kotak komentar.

Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Memang susah jadi manusia saat ini. Karena sekarang ini katanya zaman edan, kalo nggak ikut edan nggak keduman. Makanya banyak anggota dewan yang makan dana siluman. Bahkan ketika ada anggota dewan yang terkenal ‘putih’ diingatkan agar jangan ikut-ikutan, tapi katanya dana itu sayang jika tidak dimanfaatkan, untuk modal bergerak dalam perjuangan. Maka sudah dike manakankah sosok iman, yang seharusnya Qur’an dan Sunnah jadi pedoman, yang bukan hanya semangat dan indah saat diucapkan, dalam kajian – kajian rutin pekanan.